HIV adalah suatu retrovirus, tipe virus yang dulunya telah dengan serius diteliti selama 2 dekade oleh program kesehatan pemerintah yang berfokus pada virus penyebab kanker. Pandangan akan kanker yang menular dulu populer di era 60-an dan 70-an. Oleh karena retrovirus tidak memiliki mekanisme pembasmi sel, dan kanker merupakan suatu kondisi yang memperlihatkan pertumbuhan sel tidak teratur, tipe virus seperti ini dulunya dianggap sebagai calon penyebab kanker. Namun demikian, orang-orang sehat hidup harmonis dengan tak terhitungnya retrovirus; beberapa ada oleh karena terinfeksi dan sebagian memang sudah ada dari dalam tubuh, diproduksi oleh DNA kita sendiri. (15) Sangat sedikit retrovirus, jika memang ada, yang terbukti menyebabkan penyakit pada manusia.
Di era 80-an ketika CDC, mulai menarik perhatiannya ke AIDS, Gallo dan para peneliti kanker lainnya beralih fokus dari kanker ke dilemma baru yang disebut AIDS, dan para ilmuwan pemerintah yang sama-sama memimpin pencarian virus kanker juga mulai mencari suatu virus yang mungkin jadi penyebab AIDS.
Di 23 April 1984, Gallo mengadakan konferensi pers internasional dengan US Department of Health and Human Services (HHS). Dia memakai forum ini untuk mengumumkan penemuan dia akan suatu retrovirus baru sebagai “penyebab mungkin dari AIDS”. Walaupun Gallo tidak memberikan bukti apapun untuk mendukung asumsi sementara dia, HHS langsung menyatakannya sebagai “keajaiban medis Amerika lainnya… kemenangan ilmu pengetahuan terhadap penyakit mematikan” (16)
Kemudian di hari yang sama, Gallo mempatenkan test antibodi yang sekarang dikenal sebagai “test AIDS”. Keesokan harinya, New York Times mengubah proposal Gallo menjadi suatu kepastian melalui berita halaman muka “Virus Penyebab AIDS”, dan semua pendanaan untuk menyelidiki kemungkinan lain penyebab AIDS langsung dihentikan. (17)
Dengan mengumumkan hipotesisnya kepada media tanpa data yang mencukupi, Gallo telah melanggar aturan fundamental dari proses ilmu pengetahuan. Peneliti pertama-tama harus mempublikasikan bukti untuk suatu hipotesis pada salah satu jurnal ilmu pengetahuan atau kedokteran, serta mendokumentasikan penelitiannya yang ia pakai sebagai dasarnya. Kemudian para ahli akan memeriksa dan mendebat hipotesisnya, serta mencoba menduplikasikan percobaan yang sama dari aslinya, untuk mengkonfirmasi hasil temuan asli. Semua hipotesis baru harus mampu bertahan terhadap penelitian cermat dari para ahli lainnya dan harus sukses diverifikasi melalui percobaan-percobaan sebelum ia dianggap sebagai teori yang benar.
Dalam kasus HIV, Gallo mengumumkan hipotesis yang tidak terkorfirmasi kepada media sebagai suatu fakta yang sudah pasti benar, menyebabkan para pejabat pemerintah mengeluarkan kebijakan kesehatan publik baru berdasarkan pada pernyataan akan virus AIDS yang belum dibuktikan kebenarannya. Beberapa pihak akhirnya membawa hipotesis yang belum terbukti kebenarannya ini menjadi suatu teror akan wabah besar yang mematikan.
Data yang digunakan Gallo untuk membangun hipotesis HIV/AIDS-nya dipublikasikan beberapa hari sesudah pengumumannya. Ketimbang mendukung hipotesis dia, data tersebut memperlihatkan bahwa Gallo tidak sanggup menemukan HIV (secara aktual) pada lebih dari setengah pasien AIDS dalam penelitiannya. (18) Sementara ia sanggup mendeteksi adanya antibodi pada kebanyakan dari mereka, keberadaan antibodi itu sendiri bukanlah indikasi dari infeksi yang baru saja terjadi dan malah sebagai bukti akan adanya reaksi kekebalan terhadap suatu infeksi.
Data yang dia sediakan juga gagal untuk menyediakan penjelasan yang bisa dipercaya akan hal bagaimana retrovirus bisa menyebabkan AIDS. Gallo menyatakan bahwa HIV beraksi dengan menghancurkan sel-sel imun, tapi penelitian selama 70 tahun telah menunjukkan bahwa retrovirus tidak bisa membunuh sel. Dia juga tidak bisa memberikan bukti bahwa HIV berbeda dari retrovirus lainnya yang sebenarnya tidak membahayakan. Pada kenyataannya, semua bukti yang ada sekarang ini malah membuktikan bahwa HIV, sama seperti semua retrovirus lainnya, tidaklah membunuh sel (cytotoxic).
Fokus pertanyaan mengenai HIV dengan segera beralih dari bagaimana ia bisa menyebabkan AIDS ke pertanyaan siapa yang menemukan komoditas viral berharga ini setelah Dr. Luc Montagnier dari Pasteur Institute di Perancis menuduh Gallo telah mencuri sampel HIV miliknya. Investigasi kongresional menetapkan Gallo telah mempresentasikan data yang curang pada data aslinya mengenai HIV, dan virus yang dia klaim sebagai temuannya sebenarnya merupakan kiriman dari Montagnier. (19) Negosiasi diadakan diantara pemerintah Perancis dan Amerika untuk menetapkan temuan dan hak paten. (20) Ini berakhir dengan suatu kompromi, dimana Montagnier dan Gallo berbagi kredit sebagai 2 penemu HIV dan memegang hak paten atas test HIV. Montagnier sendiri pernah menyatakan kalau dia tidak percaya bahwa HIV sendiri bisa menyebabkan AIDS. (21)
Sejak 1984, lebih dari 100.000 data mengenai HIV telah dipublikasikan. Tak satupun dari data-data ini, tunggal maupun kolektif, sanggup mendemonstrasikan atau membuktikan dengan efektif bahwa HIV penyebab AIDS. Walaupun Gallo mengklaim bahwa HIV penyebab AIDS dengan cara menghancurkan sel T dari sistem imun, penelitian kanker selama 20 tahun telah mengkonfirmasikan bahwa retrovirus tidak bisa membunuh sel. Pada kenyataannya, tetap tidak ada bukti dalam literatur ilimiah yang mendemonstrasikan bahwa HIV sanggup menghancurkan sel T, baik langsung maupun tidak langsung.
Membandingkan HIV dengan Varicella Zoster Virus (VZV), yaitu virus penyebab cacar air, akan membantu kita melihat hipotesis HIV benar-benar melanggar aturan ilmiah dan logika.
HIV adalah satu-satunya virus yang dikatakan menyebabkan kumpulan penyakit dari berbagai virus dan bakteri lainnya ketimbang sebagai virus yang memiliki penyakit sendiri. Para ahli AIDS juga berkata bahwa HIV bisa menyebabkan berkurangnya sel imun bersamaan dengan menyebabkan berkembangnya sel kanker.
Walaupun uang untuk penelitian telah dihabiskan lebih banyak lagi untuk HIV dibandingkan dengan total virus lainnya sepanjang sejarah medis, tidak satupun ada bukti ilmiah yang memvalidasi hipotesis bahwa HIV adalah penyebab AIDS, atau bahwa AIDS memiliki penyebab viral. Suatu hipotesis yang baik terlihat dari kemampuannya dalam menuntaskan masalah dan misteri, membuat prediksi akurat dan menghasilkan output yang baik. Hipotesis HIV telah gagal untuk memenuhi semua kriteria ini.
Ratusan ilmuwan diseluruh dunia sekarang telah mempertanyakan kembali hipotesis HIV. Untuk informasi lebih lanjut mengenai usaha mereka, bisa Anda dapatkan di web Professor Peter Duesberg.
.
Apakah Rating Kasus HIV Meningkat?
Rating kasus HIV tidaklah meningkat. Berdasarkan perkiraan CDC terkini, jumlah orang Amerika yang positif HIV tidak naik sejak test HIV pertama kali diperkenalkan ke publik di tahun 1985.
Di tahun 1986, CDC mulai memperlihatkan perkiraan bahwa 1 sampai 1,5 juta orang Amerika telah positif HIV. (33) Media dan organisasi-organisasi AIDS membuat klaim yang meresahkan dari perkiraan tersebut , yaitu satu dari tiap 250 orang di Amerika terinfeksi HIV. Empat tahun kemudian, perkiraan resmi diturunkan menjadi 800.000 dan 1,2 juta, serta di tahun 1995, mengikuti investigasi yang dilakukan oleh NBC Nightly News, CDC sekali lagi menurunkan perkiraan resminya di antara 650.000 dan 900.000, yang sampai saat ini masih diikuti. (33, 34)
Sementara jumlah positif HIV gagal untuk naik, adalah penting untuk memperhatikan bahwa rating penyakit menular seksual seperti misalnya chlamydia, genital herpes, gonorrhea dan syphilis telah naik melebihi kasus AIDS. Angka-angka ini kontradiksi dengan pernyataan bahwa “seks aman” telah mencegah HIV meluas.
Apakah HIV Butuh Bertahun-tahun untuk Menjadi AIDS?
Untuk lebih dari satu dekade, para ilmuwan di seluruh dunia setuju bahwa HIV memiliki periode laten, yaitu suatu periode dimana ia tetap tidak aktif dalam tubuh sebelum akhirnya menjadi aktif dan menyebabkan kehancuran imunitas. Pernyataan akan periode laten digunakan untuk menjelaskan kenapa HIV tidak bereaksi sama seperti mikroba penyebab infeksi dan penyakit lainnya segera sesudah adanya infeksi, dan mengapa kuantitas besar dari HIV yang aktif tidak bisa ditemukan pada orang-orang dengan hasil test positif.
Pertama kalinya, periode laten HIV adalah selama beberapa bulan saja. (82) Kemudian direvisi menjadi satu tahun, lalu 2, 3, dan 5 tahun. (83) Sebagaimana banyak orang dengan test HIV positif tidak menjadi AIDS seperti yang diperkirakan, periode laten diperpanjang menjadi 10 atau 15 tahun. Bahkan akhir-akhir ini, berkembang lamanya menjadi seumur hidup. (84)
Ketika perkembangan periode laten HIV menjadi fokus penelitian yang cermat, hal itu kemudian diganti dengan konsep HIV aktif secara konstan menggandakan diri dan menghancurkan sel-sel dengan tingkat yang spektakular, dan hipotesis ini disebut sebagai “viral load”. Media massa, agen kesehatan pemerintah, organisasi AIDS, dan kebanyakan dokter tanpa pemikiran kritis menerima konsep viral load sebagai fakta. Para penganjur konsep viral load menyatakan bahwa HIV merajalela dan merusak sejak dari awal infeksi dan bahwa sistem imun seseorang yang positif test HIV terikat dalam pergumulan terus menerus dalam menjaga virus tetap terkendalikan. Mereka mengklaim bahwa HIV, sesudah lima, sepuluh, atau lima belas tahun kemudian, HIV akhirnya memenangkan peperangan dengan cara menghancurkan sistem imun.
Viral load sepenuhnya didasarkan atas berbagai kesimpulan yang diambil dari test-test polymerase chain reaction (PCR), dan berdasarkan atas dugaan salah bahwa fragmen materi genetik PCR dapat dipakai untuk menghitung jumlah virus aktual. Pada kenyataannya, PCR tidak bisa mendeteksi virus aktual. Ia hanya memperlihatkan materi genetik yang berhubungan dengan HIV (RNA atau DNA) dan “muatan” yang dihasilkan oleh test tersebut merupakan kalkulasi matematis, bukan suatu hitungan dari penyebaran virus. Ketika metode-metode standar penghitungan virus diaplikasikan, suatu viral load dari 100.000 menunjuk kepada korespondensi dibawah 10 unit HIV yang menginfeksi, yaitu suatu jumlah yang terlalu jauh untuk bisa mengakibatkan penyakit. (85)
Berlawanan dengan pandangan umum, PCR tidak bisa menentukan porsi apa (jika ada) dari materi genetik yang mendeteksi adanya penyebaran virus. Malahan lebih dari 99% yang diperkirakan oleh PCR adalah bukan penyebaran virus yang berarti. (86) Dr. Kary Mullis, yang memenangkan Penghargaan Nobel tahun 1993 karena menemukan PCR adalah anggota dari Group Uji Kembali Ilmiah atas Hipotesis HIV/AIDS dan menyangkal mereka yang mengklaim bahwa HIV merupakan penyebab AIDS. (87)
Viral load diperkirakan ada dalam orang yang negatif HIV dan pasien AIDS yang positif dalam test antibodi HIV tapi tidak memiliki HIV. (88) Level rendah viral load tidak berhubungan dengan kesehatan yang baik,atau tidak adanya penyakit, atau jumlah sel T yang tinggi, sementara viral load tinggi tidak berhubungan dengan sel T yang rendah atau adanya penyakit. (89)
.
Keterangan
Polymerase chain reaction (PCR): Suatu teknik untuk mendeteksi adanya kuantitas dalam semenit dari materi genetik dalam darah, lewat replikasi DNA atau RNA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar